This site I made for my self and my lovely love where I can write any or every thing I found around and in my life.
Tuesday, 24 November 2009
miss-ing!
Everytime i seen you i feel so in love :p
hihihi...
Love you honey!!!
(day dreaming mode on ^_^)
Wednesday, 21 October 2009

Missing you so much Da...!
"Kerinduan" by RR
Betapa hati rindu pada dirimu, duhai kekasihku
Segeralah kembali pada diriku, duhai kekasihku
Aku sudah rindu lincah manja sikapmu
Aku sangat rindu kasih sayang darimu
Semoga kita dapat bertemu lagi seperti dahulu
Supaya kita dapat bercinta lagi seperti dahulu
Gelisah, hati gelisah, sejak kepergianmu
Tak sabar, hati tak sabar, menanti kedatanganmu
Kucoba menantimu, walau gelisah, kukan selalu menanti
Dengarkanlah kasihku dengarlah sayang, ku ingin kau kembali
Semoga kita dapat, bertemu lagi, seperti dahulu
Supaya kita dapat bercinta lagi, seperti dahulu
Aku sudah rindu, lincah manja sikapmu
Aku sangat rindu, kasih sayang darimu
Semoga kita dapat bertemu lagi, seperti dahulu
Supaya kita dapat bercinta lagi, seperti dahulu
Thursday, 6 August 2009
Unforgettable
Friday, 24 July 2009
When I (really) need you
Thursday, 18 June 2009
S E P E R T I
Thursday, 28 May 2009
Sunday, 10 May 2009
Sunday, 3 May 2009
Miss U My Little Prince...Happy Birthday!
"Yah, hari ini jangan ngantor dulu gmana?" tanyaku lagi sambil tetap memperhatikannya merapikan pakaian, siap untuk berangkat.
"Bunda...,
"Emang udah sakit? Udah ada tanda-tandanya?" tanyanya dengan senyum menggoda.
"Belum sih...tapi
Penggalan cerita
Jam 10 pagi... Aku masih terus berusaha menahan sakit yang rasanya semakin dahsyat. Jalan bolak-balik sekeliling rumah buat mencoba mengalihkannya pun tak jua mempan. Akhirnya, ibu mertuaku yang sedari tadi hanya diam memperhatikan tingkahku buka suara, "Coba perhatikan jarak waktu puncak sakitnya, kalau udah tiap
Yah...
"Aduh....." Akhirnya kata-kata yang sedari tadi kutahan untuk keluar, pecah juga terucapkan. Rasa sakit yang mendera betul-betul menyengat dan semakin sulit untuk ku tahan. Langsung ibuku menyahuti, "Kita panggil ayah, biar bisa mengantar ke klinik tempat kamu biasanya periksa!" sambil berjalan keruang tengah untuk menelfon menghubungi ayahku. Jam 11.30 WIB, masih sempat kuperhatikan waktu yang rasanya berjalan seperti siput, lambat!
Disaat itu, belum sebulan suamiku mendapatkan izin pindah ke kantor cabang yang dekat dengan tempat tinggal orang tuaku. Dekat karena sebelumnya kami tinggal terpisah di pulau yang berbeda. Teringat masa-masa hamil yang jauh dari suami, membuatku sangat bersyukur kalau akhirnya ia bisa bersamaku disaat hari-hari menanti kelahiran. Dekat walaupun dikota yang berbeda...
Akhirnya hari itu, Selasa sore, putra sulungku hadir kedunia. Sekitar jam 3, saat matahari sore melepaskan sisa-sisa kegarangannya, dia lahir dengan tangis yang membahana dan suamiku langsung meng-azan-kannya. Lega...semua sakit yang tadinya tak tertahankan kini hilang begitu saja...berganti dengan senyum gembira...
"Maaf, ya! Telat, karena jalanan waktu balik tadi banyak hambatan. Maklum, naik angkutan umum. Jadi, ya...gak bisa nemani bunda berjuang..." Bisik ayah anakku seusai perawat berbenah dan membawa putra kami keruangan bayi. Kini waktu berjalan dengan berbeda, kebalikan dari sebelumnya...sangat cepat!
Waktu kini sudah membawaku kembali ke kamar ukuran 2,5 x 4 m dihadapan meja belajar dengan kertas-kertas yang berserakan. Tapi hati ini enggan sekali menyentuh kertas-kertas itu. Hati ini sedang rindu...mengingat mereka yang jauh dengan jarak yang tidak cukup sehari untuk bisa berkumpul lagi bersama mereka. Sabar...hanya itu yang bisa di ucap dengan sebakan air mata...tinggal beberapa bulan lagi.
Selamat ulang tahun sayang…hati bunda, selalu didekatmu.
Sunday, 26 April 2009
Thursday, 23 April 2009
Wednesday, 22 April 2009
Tuesday, 21 April 2009
Wednesday, 15 April 2009
My Song
Cintaku tak berdusta
Tak mengenal ingkar
Tak kenal nestapa
Cintaku hanya indah
Hanya bahagia
Apa yang kurasakan ini
Persembahan untuk dirimu
Mencintaimu tak mengenal waktu
Tak mengenal puitis, hanya tulusnya hati
Keyakinan hatiku, hanya untuk dirimu selalu
Cintaku tak berdusta
Tak mengenal ingkar
Tak kenal nestapa
Tak ada seribu janji
Hanya bahagia untuk selamanya
Persembahan untuk dirimu
Kau dengarkan kasihku
Mencintaimu tak mengenal waktu
Tak mengenal puitis hanya tulusnya hati
Keyakinan hatiku hanya untuk dirimu selalu
Apa yang kurasakan ini
Persembahan untuk dirimu
hoooo..............................
Mencintaimu tak mengenal waktu
Tak mengenal puitis hanya tulusnya hati
Mencintaimu tak mengenal ragu
Keyakinan hatiku hanya untuk dirimu selalu
Happy
Saturday, 11 April 2009
Peralatan Medis Yang Mematikan (Tapi karena masalah software, :))

Tidak berfungsi dengan baiknya perangkat ini, akan mengakibatkan timbulnya tingkat radiasi mematikan pada beberapa fasilitas terkait. Berdasarkan rancangan mesin sebelumnya, Therac-25 merupakan pengembangan dari system terapi yang dapat memberikan dua tingkat radisi yang berbeda. Selain dari fungsi X-ray nya dengan beta partikel, Therac-25 juga kembangan dari Therac-20 dengan fungsi “electromechanical safety interlocks” yang diatur dengan perangkat lunak (software) komputer. Keputusan ini dibuat dengan dasar software komputer lebih handal.
Tetapi, apa yang para engineernya tidak tahu adalah kedua software ini (20 dan 25) dibuat pada sistim operasi komputer yang bermasalah oleh programmer yang tidak memiliki kompetensi (merujuk pada kode etik). Dikarenakan oleh “bug” yang sedikit saja, bernama race condition, kesalahan seperti a quick-fingered typist akan mengakibatkan perubahan dimana sorotan electron melepaskan mode kekuatan penuh dengan sasaran X-ray yang tidak pada tempatnya.
Wah...benar-benar jadi ironis yah!!!
Tuesday, 31 March 2009
Saturday, 21 March 2009
Another Time
Kembali tersadar dengan keadaan diri yang memiliki bagian2 hidup yang "hilang" saat seorang teman kecil kembali hadir dan menyodorkan pertanyan tentang masa lalu kami dikala kecil.
Memang dia tidak tau dengan hal yang pernah kualami sehingga harus seperti ini. Tapi sedih sekali saat dia menggugat ku sebagai seseorang yang tak setia dengan kenangan.
Dalam...dan menghunjam.
Dia tidak salah dan aku memang masih membutuhkan waktu untuk bisa mengumpulkan kembali ingatan2 yang telah bercerai berai itu.
Selama ini seluruh keluarga sudah sangat membantu memulihkan itu dengan bercerita dan pergi ketempat2 yang dulu pernah akrab denganku.
Terima kasih kekasih tersayang yang dengan sabar sudah membantuku walau dia dulu juga termasuk bagian yang hilang itu.
Hari depan tetap bisa ditapak dengan tetap mengingati masa lalu. Bukan berarti bahwa kita harus larut dan mundur kembali kepadanya, tapi kita tetap membawa mengiringi masa depan untuk jadi pelajaran.
Thursday, 19 March 2009
rindu...
padat sudah hatiku...tak tahan rasanya menanggung rindu...
ya allahhh...
luruh air mataku...
terisak tangisku...
berat sungguh rindu yang kutahan...
betapapun berulang ku ucap dihati, ini belum seberapa...
ini belum apa2...
jangan mudah menyerah, sudah tak mungkin surut...
...................................................
tapi pikiran dan hatiku sudah sulit sekali untuk bisa saling
berkompromi!
aku rindu pulang.........................................
rindu anak2ku............................
rindu suamiku.........
rindu kehangatan rumahku...........
aku hanya bisa terisak, menangis sendiri...
tampa ada sesiapa disampingku, mereka yang kusayangi...
ampun kan kalau aku salah dengan perasaan ini!
aku hanya bisa bilang: aku rindu sekali.....
Friday, 13 March 2009
ngeri
takut bila tak terpenuhi.
apa mereka mau mengerti?
pusing...
terlalu banyak hal yang bermain dipikiran.
kadang jadi linglung sendiri, hhhhh...
support yang mengerikan, hiyyy...
Thursday, 12 March 2009
Monday, 9 March 2009
Dia menciumku maksimal 2x sehari, pagi menjelang kerja, dan saat dia pulang kerja, itupun kalau aku masih bangun. Karena waktu pacaran dia tidak pernah romantis, aku pikir, memang dia tidak romantis, dan tidak memerlukan hal2 seperti itu sebagai ungkapan sayang.
Kami jarang ngobrol sampai malam, kami jarang pergi nonton berdua, bahkan makan berdua di luarpun hampir tidak pernah. Kalau kami makan di meja makan berdua, kami asyik sendiri dengan sendok garpu kami, bukan obrolan yang terdengar, hanya denting piring yang beradu dengan sendok garpu.
Kalau hari libur, dia lebih sering hanya tiduran di kamar, atau main dengan anak2 kami, dia jarang sekali tertawa lepas. Karena dia sangat pendiam, aku menyangka dia memang tidak suka tertawa lepas.
Aku mengira rumah tangga kami baik2 saja selama 8 tahun pernikahan kami. Sampai suatu ketika, di suatu hari yang terik, saat itu suamiku tergolek sakit di rumah sakit, karena jarang makan, dan sering jajan di kantornya, dibanding makan di rumah, dia kena typhoid, dan harus dirawat di RS, karena sampai terjadi perforasi di ususnya. Pada saat dia masih di ICU, seorang perempuan datang menjenguknya. Dia memperkenalkan diri, bernama Meisha, temannya Mario saat dulu kuliah.
Meisha tidak secantik aku, dia begitu sederhana, tapi aku tidak pernah melihat mata yang begitu cantik seperti yang dia miliki. Matanya bersinar indah, penuh kehangatan dan penuh cinta, ketika dia berbicara, seakan2 waktu berhenti berputar dan terpana dengan kalimat2nya yang ringan dan penuh pesona. Setiap orang, laki2 maupun perempuan bahkan mungkin serangga yang lewat, akan jatuh cinta begitu mendengar dia bercerita.
Meisha tidak pernah kenal dekat dengan Mario selama mereka kuliah dulu, Meisha bercerita Mario sangat pendiam, sehingga jarang punya teman yang akrab. 5 bulan lalu mereka bertemu, karena ada pekerjaan kantor mereka yang mempertemukan mereka. Meisha yang bekerja di advertising akhirnya bertemu dengan Mario yang sedang membuat iklan untuk perusahaan tempatnya bekerja.
Aku mulai mengingat2 5 bulan lalu ada perubahan yang cukup drastis pada Mario, setiap mau pergi kerja, dia tersenyum manis padaku, dan dalam sehari bisa menciumku lebih dari 3x. Dia membelikan aku parfum baru, dan mulai sering tertawa lepas. Tapi di saat lain, dia sering termenung di depan komputernya. Atau termenung memegang Hp-nya. Kalau aku tanya, dia bilang, ada pekerjaan yang membingungkan.
Suatu saat Meisha pernah datang pada saat Mario sakit dan masih dirawat di RS. Aku sedang memegang sepiring nasi beserta lauknya dengan wajah kesal, karena Mario tidak juga mau aku suapi. Meisha masuk kamar, dan menyapa dengan suara riangnya, "Hai Rima, kenapa dengan anak sulungmu yang nomor satu ini? Tidak mau makan juga? Uhh... dasar anak nakal, sini piringnya," lalu dia terus mengajak Mario bercerita sambil menyuapi Mario, tiba2 saja sepiring nasi itu sudah habis ditangannya. Dan....aku tidak pernah melihat tatapan penuh cinta yang terpancar dari mata suamiku, seperti siang itu, tidak pernah seumur hidupku yang aku lalui bersamanya, tidak pernah sedetikpun!
Tapi aku tidak pernah bisa marah setiap melihat perempuan itu. Meisha begitu manis, dia bisa hadir tiba2, membawakan donat buat anak2, dan membawakan ekrol kesukaanku. Dia mengajakku jalan2, kadang mengajakku nonton. kali lain, dia datang bersama suami dan ke-2 anaknya yang lucu2.
Aku tidak pernah bertanya, apakah suamiku mencintai perempuan berhati bidadari itu? Karena tanpa bertanya pun aku sudah tahu, apa yang bergejolak di hatinya.
Suatu sore, mendung begitu menyelimuti Jakarta, aku tidak pernah menyangka, hatiku pun akan mendung, bahkan gerimis kemudian.
Anak sulungku, seorang anak perempuan cantik berusia 7 tahun, rambutnya keriting ikal dan cerdasnya sama seperti ayahnya. Dia berhasil membuka password email Papanya, dan memanggilku, "Mama, mau lihat surat papa buat tante Meisha?"
Aku tertegun memandangnya, dan membaca surat elektronik itu,
Kehadiranmu bagai beribu bintang gemerlap yang mengisi seluruh relung hatiku, aku tidak pernah merasakan jatuh cinta seperti ini, bahkan pada Rima. Aku mencintai Rima karena kondisi yang mengharuskan aku mencintainya, karena dia ibu dari anak2ku.
Ketika aku menikahinya, aku tetap tidak tahu apakah aku sungguh2 mencintainya. Tidak ada perasaan bergetar seperti ketika aku memandangmu, tidak ada perasaan rindu yang tidak pernah padam ketika aku tidak menjumpainya. Aku hanya tidak ingin menyakiti perasaannya.
Aku tidak akan pernah bisa memilikimu, karena kau sudah menjadi milik orang lain dan aku adalah laki2 yang sangat memegang komitmen pernikahan kami. Meskipun hatiku terasa hampa, itu tidaklah mengapa, asal aku bisa melihat Rima bahagia dan tertawa, dia bisa mendapatkan segala yang dia inginkan selama aku mampu. Dia boleh mendapatkan seluruh hartaku dan tubuhku, tapi tidak jiwaku dan cintaku, yang hanya aku berikan untukmu. Meskipun ada tembok yang menghalangi kita, aku hanya berharap bahwa engkau mengerti, you are the only one in my heart.
Yours,
Mario
Suamiku tidak pernah mencintaiku. Dia tidak pernah bahagia bersamaku. Dia mencintai perempuan lain.
Mario terus menerus sakit2an, dan aku tetap merawatnya dengan setia. Biarlah dia mencintai perempuan itu terus di dalam hatinya. Dengan pura2 tidak tahu, aku sudah membuatnya bahagia dengan mencintai perempuan itu. Kebahagiaan Mario adalah kebahagiaanku juga, karena aku akan selalu mencintainya.
**********
Setahun kemudian...
Meisha membuka amplop surat2 itu dengan air mata berlinang. Tanah pemakaman itu masih basah merah dan masih dipenuhi bunga.
Mario, suamiku....
Aku tidak pernah menyangka pertemuan kita saat aku pertama kali bekerja di kantormu, akan membawaku pada cinta sejatiku. Aku begitu terpesona padamu yang pendiam dan tampak dingin. Betapa senangnya aku ketika aku tidak bertepuk sebelah tangan. Aku mencintaimu, dan begitu posesif ingin memilikimu seutuhnya. Aku sering marah, ketika kamu asyik bekerja, dan tidak memperdulikan aku. Aku merasa di atas angin, ketika kamu hanya diam dan menuruti keinginanku... Aku pikir, aku si puteri cantik yang diinginkan banyak pria, telah memenuhi ruang hatimu dan kamu terlalu mencintaiku sehingga mau melakukan apa saja untukku.....
Aku tidak perduli,dan berlalu dari hadapanmu dengan sombongnya.
Istrimu,
Rima
Di surat yang lain,
".........Kehadiran perempuan itu membuatmu berubah, engkau tidak lagi sedingin es. Engkau mulai terasa hangat, namun tetap saja aku tidak pernah melihat cahaya cinta dari matamu untukku, seperti aku melihat cahaya yang penuh cinta itu berpendar dari ke dua bola matamu saat memandang Meisha......"
Di surat yang kesekian,
".......Aku bersumpah, akan membuatmu jatuh cinta padaku.
Aku telah berubah, Mario. Engkau lihat kan, aku tidak lagi marah2 padamu, aku tidak lagi suka membanting2 barang dan berteriak jika emosi. Aku belajar masak, dan selalu kubuatkan masakan yang engkau sukai. Aku tidak lagi boros, dan selalau menabung. Aku tidak lagi suka bertengkar dengan ibumu. Aku selalu tersenyum menyambutmu pulang ke rumah. Dan aku selalu meneleponmu, untuk menanyakan sudahkah kekasih hatiku makan siang ini? Aku merawatmu jika engkau sakit, aku tidak kesal saat engkau tidak mau aku suapi, aku menungguimu sampai tertidur di samping tempat tidurmu, di rumah sakit saat engkau dirawat, karena penyakit pencernaanmu yang selalu bermasalah.......
Meskipun belum terbit juga, sinar cinta itu dari matamu, aku akan tetap berusaha dan menantinya........"
Meisha menghapus air mata yang terus mengalir dari kedua mata indahnya... dipeluknya Jelita yang tersedu-sedu di sampingnya.
"..............Hari ini adalah hari ulang tahun pernikahan kami yang ke-9. Tahun lalu engkau tidak pulang kerumah, tapi tahun ini aku akan memaksamu pulang, karena hari ini aku akan masak, masakan yang paling enak sedunia. Kemarin aku belajar membuatnya di rumah Bude Tati, sampai kehujanan dan basah kuyup, karena waktu pulang hujannya deras sekali, dan aku hanya mengendarai motor.
Saat aku tiba di rumah kemarin malam, aku melihat sinar kekhawatiran di matamu. Engkau memelukku, dan menyuruhku segera ganti baju supaya tidak sakit.
Tahukah engkau suamiku,
Selama hampir 15 tahun aku mengenalmu, 6 tahun kita pacaran, dan hampir 9 tahun kita menikah, baru kali ini aku melihat sinar kekhawatiran itu dari matamu, inikah tanda2 cinta mulai bersemi di hatimu ?........."
Jelita menatap Meisha, dan bercerita,
"Siang itu Mama menjemputku dengan motornya, dari jauh aku melihat keceriaan di wajah mama, dia terus melambai-lambaikan tangannya kepadaku.
Aku tidak pernah melihat wajah yang sangat bersinar dari mama seperti siang itu, dia begitu cantik. Meskipun dulu sering marah2 kepadaku, tapi aku selalu menyayanginya. Mama memarkir motornya di seberang jalan, Ketika mama menyeberang jalan, tiba2 mobil itu lewat dari tikungan dengan kecepatan tinggi...... aku tidak sanggup melihatnya terlontar, Tante..... aku melihatnya masih memandangku sebelum dia tidak lagi bergerak......" Jelita memeluk Meisha dan terisak-isak. Bocah cantik ini masih terlalu kecil untuk merasakan sakit di hatinya, tapi dia sangat dewasa.
Meisha mengeluarkan selembar kertas yang dia print tadi pagi. Mario mengirimkan email lagi kemarin malam, dan tadinya aku ingin Rima membacanya.
Dear Meisha,
Selama setahun ini aku mulai merasakan Rima berbeda, dia tidak lagi marah2 dan selalu berusaha menyenangkan hatiku. Dan tadi, dia pulang dengan tubuh basah kuyup karena kehujanan, aku sangat khawatir dan memeluknya. Tiba2 aku baru menyadari betapa beruntungnya aku memiliki dia. Hatiku mulai bergetar.... Inikah tanda2 aku mulai mencintainya?
Aku terus berusaha mencintainya seperti yang engkau sarankan, Meisha. Dan besok aku akan memberikan surprise untuknya, aku akan membelikan mobil mungil untuknya, supaya dia tidak lagi naik motor kemana-mana. Bukan karena dia ibu dari anak2ku, tapi karena dia belahan jiwaku....
Meisha menatap Mario yang tampak semakin ringkih, yang masih terduduk di samping nisan Rima. Diwajahnya tampak duka yang dalam. Semuanya telah terjadi, Mario. Kadang kita baru menyadari mencintai seseorang, ketika seseorang itu telah pergi meninggalkan kita.
Jakarta, 7 Januari 2009
(dedicated to my friend....may you rest in peace...)
-
Yesterday is a history.
Tomorrow is a mystery.
Today is a gift.
That's why it's called "present".
Thursday, 5 March 2009
Waktu
Friday, 27 February 2009
W6
Sebagai putra daerah, koran riau pos sudah menjadi seperti bacaan wajib buat kami di tempat kerja. Selain ingin tahu dengan informasi terkini juga bisa jadi bahasan yang cukup seru (apalagi) kalau sedang kumpul bersama.
Dan bukan hanya ditempat kerja saja hal ini terjadi, terkadang saat keluar daerah (training misalnya) dan ada fasilitas yang bisa membantu maka kamipun tetap memantau dari jauh informasi yang dimuat di koran tercinta ini. Tentu saja fasilitas teknologi informasi menjadi satu-satunya andalan buat kita bisa tetap berinteraksi.
Riaupos.com, saat dulu saya dikenalkan salah satu teman sejawat pada pelatihan yang kami ikuti bersama di Bandung, begitu sederhana dan kurang "up to date" (maaf kalau akhirnya harus menggunakan bahasa yang bukan milik kita). Ini dikenali dari tanggal berita yang ada mengikuti informasi tentang berita itu sendiri yang sudah tertinggal beberapa hari.
Sederhana dan kurang up to date hanya sisi minus yang terlihat, tetapi saya tidak lupa kalau website ini juga punya kelebihan. Kesederhanaannya menjadi sebuah daya tarik dan membuat saya betah berlama-lama membaca tulisan yang disajikannya. Informasi apapun yang ingin dicari, dengan mudah dapat ditemukan. Begitu juga link-nya terhadap blog-blog individual atau organisasi khusus yang turut mendukung kekayaan website ini dengan mudah dapat diakses tentunya.
Waktu berjalan dan website ini mulai berkembang dengan adanya fasilitas e-paper. Walau masih tetap kurang up to date tapi sudah menjadi langkah besar dimana pembaca serasa betul-betul berhadapan dengan layaknya koran yang terkembang dihadapan dan siap untuk dibaca. Benar-benar kemajuan teknologi yang bermanfaat.
Beberapa minggu absen tidak menyimak riaupos.com membuat saya telah melewatkan beberapa informasi penting di daerah yang terjadi. Sampai ketika seorang teman menanyakan status yang saya buat di facebook yang merupakan singkatan dari judul lagu sebuah grup band yang fenomenal saat ini. Dari beliau, saya mendapatkan informasi kalau grup band itu manggung di Pekanbaru dan beritanya di muat di Riau Pos.
Hingga beberapa hari, saya masih belum membuka website Riau Pos. Hingga kemudian disinggung kembali oleh teman yang lain tentang grup band tersebut dan saya teringat kalau ada beritanya di Riau Pos. Tergelitik dari rasa ingin tahu, saya coba mengakses website Riau Pos dengan alamat yang sama bisa digunakan.
Wow... keren...
Itu kesan pertama begitu melihat tampilan baru riaupos.com.
Langsung terpampang sebuah website, yang jauh berbeda dengan terakhir kali saya lihat. Warna biru gelap mendominasi laman dengan berbagai warna lainnya yang menghiasi tulisan dan icon-icon yang ada. Tanggal hari itupun terpampang jelas di bawah banner berita yang disajikan. Ini menandakan kalau berita yang adapun juga berita terhangat hari itu (the latest news, jieee...). Kesan canggih dan modern pun terlihat jelas dari sebuah kolom yang menyajikan berita utama diikuti gambar berita tersebut yang setiap beberapa saat berganti-ganti.
Ingin tahu lebih lanjut membuat saya menyusuri laman utama ini hingga kebagian bawah yang menyajikan daftar berita yang ada hari itu. Tapi tak berapa lama saya menyimak, terasa ada yang kurang nyaman dihati dengan tampilan baru ini. Tak nyaman untuk berlama-lama "tinggal" dihalaman tersebut.
Ragam warna dan ukuran tulisan membuat mata tak nyaman untuk berlama-lama membacanya, ditambah lagi rasa bingung dengan perubahan yang cukup drastis itu. Lama mengamati (buka tutup karena mata mulai jenuh) membuat saya sadar akan hilangnya beberapa link yang dilaman website sebelumnya ada. begitu juga dengan hal yang bagi saya menjadi ciri buat riaupos.com pun turut menghilang, contoh, Beranda (ternyata sekarang diganti dengan home). Sebuah ciri yang menurut saya sangat sayang sekali untuk dihilangkan atau diganti.
Saat saya mengaksesnya terasa jeda waktu untuk membuka lamannya cukup lama dan membuat saya terpikir, bagaimana dengan orang yang kemampuan jaringan teknologinya terbatas? Tentu mereka butuh waktu yang lebih lama untuk bisa menikmati website ini.
Bisa-bisa mereka tak cukup sabar untuk menanti dan meninggalkannya begitu saja (dengan kata lain, tidak jadi mengakses).
Sekian lama mengamat-amati dan rasa tidak sabar dengan kondisi ini membuat saya teringat akan sebuah materi dalam pelajaran yang saya dapat tentang "Usability". Materi ini kami sebut dikelas sebagai W6. W6 adalah sebuah landasan pikir buat para perancang dan pemesan website dalam mengembangkan laman yang menunjang atau menguntungkan bagi mereka (terkait dengan e-business). Landasan ini terdiri dari:
- Why?
Landasan kebutuhan website untuk apa; kesenangankah, bisnis, menyampaikan pesan, atau sekedar ego (dimana orang punya kenapa kita tidak)?
Kenapa orang mau berkunjung ke website ini? Untuk mendapatkan beritakah, pendidikan, berniaga, atau mencari kesenangan?
- Who?
Website ini dibuat untuk penikmat yang seperti apa?
Seorang pakarkah, orang awam, atau para remaja dan anak-anak?
(jangan lupa, anak-anak sekarang sudah canggih lho!)
- Where?
Digunakan dengan kecanggihan tekhnologi penunjang yang bagaimana?
Fasilitas internet rumahkah dengan telkomnet instant misalnya, atau kantoran dengan speedynya? Kemudian menggunakan handphonekah atau laptop (atau komputer biasa)? Diakses dari dalam negri atau luar negri?
- When?
Kapan biasanya pengunjung mengakses? Jam-jam kerja yang sibuk, perbedaan waktu akses dari wilayah yang berbeda, sampai perkiraan hari/musim liburanpun juga tidak boleh luput dari perhitungan (makin libur, makin banyak orang suka internetan kan?).
- What?
Apa yang diharapkan dapat pengunjung lihat? Apa yang mereka pikirkan dengan tampilan ini? Hingga apa saja yang dapat mereka lakukan sehingga terjadi suatu interaksipun juga jadi point yang penting buat sebuah website dibangun (rumah kali! hehe...).
- hoW?
Bagaimana pengunjung bisa menikmati dengan rasa aman, kompatible dengan media yang berbeda (operating system-nya misalnya, kan ada yang pakai Windows yang berbeda dengan yang pakai Linux), kecepatan akses dan tak lupa bantuan teknologi yang tersediapun turut dipikirkan.
Untuk jadi lebih baik, memang butuh waktu dan proses. Diantaranya proses belajar dan kesabaran. Jadi, semoga saja, pelan tapi pasti akan ada perbaikan untuk kemajuan laman koran tercinta.
Monday, 23 February 2009
Sekolah!!!
Tuesday, 17 February 2009
Hati...
Sunday, 1 February 2009
Hujan salju di awal february
Tuesday, 27 January 2009
pilek apa flu?
Thursday, 15 January 2009
Bego'
Saturday, 10 January 2009
Malas bin Lazy
Friday, 9 January 2009
Keluh Kesah
Duuuhhh...